24 Juli 2012

S.O.S. We Need More Specialist!

Ayah saya selalu bilang kalau hidup ini ibarat hutan belantara.
Kita ga akan pernah bakal tau, rintangan seperti apa yang kita bakal hadapi nanti. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita mempersiapkan sebanyak mungkin "senjata" sebelum memasuki hutan belantara tersebut.

Begitu beliau selalu berpesan. Paksakan dirimu belajar sedikit ini dan sedikit itu, kita tidak akan pernah tau, siapa tau sepanjang perjalanan hidup kita, hal-hal yang kita pelajari tersebut mungkin suatu saat akan kita butuhkan.

Saya tumbuh dengan mempercayai hal itu. Tidak buruk memang, tidak buruk sama sekali.
Didikan itu membuat saya sangat terbuka terhadap hal-hal baru, terhadap pemikiran baru, cara baru-ataupun lama, apapun, yang berbeda, semakin banyak, semakin beragam, semakin baik.

Namun, seiring berjalannya waktu saya perlahan menyadari bahwa pemikiran menjadi generalis tidaklah sepenuhnya tepat.

KITA BUTUH LEBIH BANYAK SPESIALIS! INDONESIA BUTUH LEBIH BANYAK SPESIALIS!

Definisi seorang spesialis menurut saya adalah seorang yang sangat-sangat ahli di bidang spesifik tertentu, bukan berarti pengetahuannya "nol" di bidang lainnya, namun untuk bidang tertentu, dia punya kemampuan yang jauh melebih rata-rata orang pada umumnya.

Kenapa kita butuh lebih banyak spesialis?

Menurut saya, Indonesia negara yang kaya. Negara yang sangat beragam. Banyak peluang di berbagai bidang, di berbagai daerah, di berbagai sektor industri, yang bisa dimanfaatkan.

Seorang anak TIDAK HARUS SELALU dibesarkan untuk menjadi seorang karyawan. Tidak harus selalu menjadi akuntan, tidak harus selalu menjadi seorang pengacara, tidak harus selalu menjadi seorang sales, marketing, finance, dan pekerjaan-pekerjaan "mainstream" lainnya.

Don't get me wrong, tidak ada yang salah dengan pekerjaan-pekerjaan di atas. Sama sekali tidak. Kalau memang dari antara pekerjaan-pekerjaan yang saya sebutkan sebagai "mainstream" di atas, ada yang merupakan passion kalian,hal yang kalian cinta untuk lakukan, then go ahead do it!

YANG SALAH ADALAH JIKA PEKERJAAN-PEKERJAAN DI ATAS DILAKUKAN KARENA TERPAKSA.

Karena paksaan orang tua, atau paksaan lingkungan, atau bahkan paksaan diri sendiri.

Passion, menurut saya adalah salah satu (jika tidak satu-satunya) pertimbangan seseorang dalam menentukan profesi yang dia akan pilih.

Motonya adalah : Be the best that you can be, in whatever field you choose.
Mau jadi penulis? Silahkan. Mau jadi pelukis? Monggo. Mau jadi arkeolog? Astronot? Pilot? Ahli bebatuan? Ahli astronomi? Ahli tumbuhan? Ahli hewan?

Lalu muncullah pertanyaan paling klise yang biasanya menghancurkan mimpi setiap anak di seluruh nusantara : "Kalau jadi itu, apa nanti bisa hidup? Apa ada uangnya? Bagaimana nanti masa depan kamu nak?"

Akhirnya biasanya, selamat tinggal pelukis, halo pegawai bank. Selamat tinggal sutradara film layar lebar, halo pengacara.

Pertanyaan saya sekarang :
1. Kira-kira, kalau kita adalah sound engineer terbaik yang dimiliki Indonesia, apakah kita akan jatuh miskin? Kalau kita adalah ahli gempa bumi terbaik yang dimiliki Indonesia, apakah kita akan kesulitan mencari pekerjaan? Kalau kita ahli tanah dan bebatuan terbaik yang dimiliki Indonesia, bahkan mungkin dunia, apa masih perlu konsultan dari luar negeri untuk menghentikan lumpur lapindo? (yang toh ternyata tidak berhasil juga)
Dan jika, sekali lagi jika KITA ADALAH YANG TERBAIK DI BIDANG KITA, apakah kita mungkin hidup susah karena tidak punya uang?

Pertanyaan anda selanjutnya tentu :
2. Bagaimana caranya supaya bisa menjadi yang terbaik? Ada lebih dari 200 juta orang di Indonesia.

Betul ada lebih dari 200 juta orang, tapi ada lebih dari 200 juta profesi unik, yang bisa kita masing-masing tekuni.

Miris mendengar bahwa tidak ada profesor bambu yang berasal dari Indonesia, padahal Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil bambu yang cukup banyak. Di Eropa dan Amerika, banyak ahlinya. Mereka bahkan sudah menggunakan bambu sebagai bahan utama bangunan pengganti kayu pohon.
Miris rasanya mendengar bahwa kita yang negara agraris (katanya), tapi masih ekspor banyak sekali hasil pertanian dari negara tetangga. Beras, kacang kedelai, kacang hijau?
Banyak kemirisan lain di berbagai bidang yang saya dengan pengetahuan saya yang terbatas tidak ketahui.

My bottom line is,
please..be the best in whatever fields YOU choose.
Choose it wise, love what you do, do it long enough, and before long you'll be the expert in it.
And when you're an expert, it is only a matter of time until money will start to come into your pocket.
Your job is no longer a work, you're enjoying it, and you get paid for doing it!
Sounds good enough to you, people?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar