02 Desember 2015

Idealisme (?)

Mulai Agustus 2015 kemarin, saya resmi menjalani sebuah profesi baru. Sebagai dosen.

Sejak dulu saya memang ingin menjadi dosen. Hampir setiap teman saya memiliki pertanyaan maupun tanggapan yang sama mengenai hal ini: "Kenapa sih kok mau jadi dosen?"

Jawaban saya, sejujurnya, memang idealis. Saya selalu pikir seperti ini: saya selalu percaya bahwa untuk menolong Indonesia ini jalannya ada dua: kewirausahaan dan pendidikan.

Saya percaya pendidikan adalah cara kita bisa menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Pendidikan otak dan yang lebih penting lagi adalah karakter.

Menjadi dosen saya pikir merupakan jalan saya, sumbangsih saya, walaupun sekecil apapun untuk dapat menjadikan Indonesia bangsa yang lebih baik.

Saya ingin generasi muda Indonesia bisa menjadi generasi yang punya karakter. Yang bangga jadi orang Indonesia. Yang jujur dan mau bekerja keras. Dan satu lagi: generasi yang tidak takut bermimpi.

Saya kira, generasi kita merupakan generasi yang "terjebak". Saya perhatikan bahwa kuliah harus lah merupakan masa-masa mereka menentukan pilihan dan menemukan diri mereka. Mahasiswa adalah masanya eksplorasi, berbuat salah, dan yang paling penting: mengetahui apa yang mau dilakukan setelah lulus kuliah.

Jangan sampai mereka memandang kuliah hanya sebagai kuliah, tujuannya hanya lulus. Sebetulnya kan kuliah itu persiapan, hanya alat. Yang penting adalah setelahnya. Namun betapa mirisnya ketika melihat generasi saya tidak menyadari fakta ini. Berapa banyak di antara kita yang benar-benar tahu apa yang mau dilakukan setelah lulus? Sejujurnya, dengan rendah hati, saya pikir, sudah terlambat jika mencari tahu apa yang mau kita lakukan setelah kita lulus kuliah. Masa eksplorasi sudah habis. Harusnya sebelum lulus kuliah, kita sudah tahu mau jadi apa. Kerja? Wirausaha? Studi lanjut?

Saya ingin generasi muda Indonesia, generasi-generasi mahasiswa saya, tidak lagi menjadi generasi "terjebak". Saya ingin mereka tahu apa yang mau mereka lakukan setelah mereka lulus kuliah, saya ingin mereka berani bermimpi besar, dan bekerja keras untuk mencapainya.

Betul saya tahu, "Seberapa banyak sih orang yang bakal bisa terjangkau? Siapa yang bisa menjamin kalau mahasiswa yang lo ajar bisa jadi orang yang baik nantinya?"

Tapi saya selalu pikir: lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan. Sekecil apapun, yang penting melakukan usaha nyata daripada hanya marah-marah dan mengutuki keadaan tanpa melakukan hal apapun. 

Bukan begitu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar